Dulu kala aku masih di kota kelahiranku dan masih bingung apakah akan benar-benar merantau atau tetap tinggal bersama orang tua atau bekerja di tempat yang jauh ini, ada seorang teman yang menasehatiku untuk pergi dan mencoba sesuatu yang baru, mumpung ada kesempatan baik datang padaku. Baik dari hampir semua aspek, lebih daripada tempat kerjaku kala itu. Namun satu hal yang membuatku tak yakin untuk merantau adalah karena aku ragu pada diriku sendiri, pada kemampuanku, dan pada keberanianku. Aku tak terbiasa jauh dari orang tuaku dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa berkonsultasi dan meminta saran orangtua. Bukan tak mandiri, namun aku terbiasa hidup dalam kehangatan dan keterbukaan keluargaku.
Temanku itu lalu mengatakan padaku untuk pergi jika memang aku ingin mencari hal baru, jika aku memang ingin membuktikan diriku. Dia bilang padaku bahwa "Tua itu pasti,Dewasa itu pilihan". Usia manusia menjadi tua itu pasti, tapi belum tentu bertambah usia itu artinya bertambah dewasa. Dia meyakinkanku untuk menjadi dewasa dan menjalani pilihan hidup yang baru, untuk percaya pada diri dan kemampuanku sendiri, serta berhenti memandang rendah diriku sendiri.
Proses yang kubutuhkan dalam kegalauan dan ketidakyakinan saat itu terjadi sekitar 1 bulan sebelum aku benar-benar merantau. Aku menyerahkan semuanya pada Allah, dan ternyata semua berjalan dengan sangat mulus pada prosesnya. Hingga aku menjalani semuanya dengan 'keterpaksaan'. Satu bulan pertama saat mulai menjalani pekerjaan baru, hidup benar-benar sendiri tanpa orangtua dan saudara-saudaraku, aku tak berhenti menangis dan tak terlewat satu hari pun tanpa bertelepon dengan mereka. Kesepian luar biasa dan kesendirian ternyata sangat tidak enak,belum lagi kultur budaya dan orang-orang yang sangat berbeda karakter denganku. Namun lambat laun aku memaksa diriku untuk beradaptasi, bekerja keras, bertanggung jawab dan lebih mandiri daripada diriku yang sebelumnya.
Hari ini, hampir satu setengah tahun sudah aku merantau. Banyak pengalaman kupetik, dari pengalaman hidup, pengalaman pekerjaan, pengalaman pendewasaan diri, dan bermacam hal lainnya. Aku bersyukur aku akhirnya memilih pergi walau dengan keterpaksaan dan selalu bersyukur pada Allah karena tanpaNya semua tak akan berjalan dengan semulus ini..
Sekarang saat semua terasa sulit dan menyedihkan, aku selalu mengingat kata-kata temanku itu, bahwa Dewasa itu pilihan, aku memilih untuk menjadi dewasa dan aku belajar menjadi bijak dalam bertindak dan bersikap. Banyak orang tua secara usia, mereka ternyata tak cukup dewasa saat menghadapi dan menyelesaikan masalah. Aku bangga aku mampu menjadi dan memilih untuk menjadi dewasa.
Pada hakikatnya, ketika kita dewasa dalam berpikir dan tetap berusaha dan menyerahkan segalanya pada Allah, tak ada yang benar-benar sulit, semua pasti ada solusinya, semua pasti bisa diselesaikan... Thank you friend, you are one of the reason why i am here now, without your words i might not be able to reach this place. Thank you...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar